SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI - Aplikasi Andoid (batik keraton)
BATIK
KERATON
(Bantu
Autisme Belajar dengan Kartu Pintar Melalui Aplikasi SCAN QR-CODE Berbasis
Andrioid untuk Sekolah Inklusi)
Aplikasi
BATIK KERATON adalah aplikasi yang dibuat khusus untuk pembelajaran anak autis
pada kelas 1 SD atau pada masa transisi dari TK menuju SD yang bertujuan
mengenalkan abjad melalui media teknologi smartphone
yang ditampilkan dalam bentuk AR (Augmanted
Reality). Aplikasi ini dibuat oleh 3 orang mahasiswa Gunadarma dalam ajang
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2018 di Universitas Negeri Yogyakarta.
Aplikasi
BATIK KERATON disajikan bersama dengan Kartu Pintar yang terdapat dua sisi
kartu yang berisi QR-Code dan juga
gambar hewan yang mewakili huruf abjad yang berfungsi sebagai marker AR. Kartu dibuat bergambar yang
disesuaikan dengan ketertarikan anak autisme dan pemanfaatan kode QR untuk
memuat materi pembelajaran karena memiliki kelebihan dalam kapasistas dan
kecepatan.
Materi
yang disampaikan berupa pengenalan alfabet untuk membantu anak dalam memahami
penerapan alfabet pada suatu kata. Materi akan disimpan dalam kode QR sehingga
isi tersebut dapat diperbarui sesuai kebutuhan. Kartu di desain menarik dengan
menampilkan karakter gambar sesuai dengan abjad yang akan dikenalkan, kartu dan
aplikasi juga dibuat berwarna-warni yang disesuaikan dengan warna yang cocok
untuk anak penderita autisme seperti kuning yang mampu merangsang kreativitas,
merah yang memberikan arti kasih sayang, oranye, biru, merah muda, di buat
dalam bentuk AR agar terlihat lebih hidup dan menarik perhatian. Selain gambar,
terdapat juga lagu sebagai isi konten dan tetap disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan. Pada akhir sesi terdapat evaluasi atau kuis untuk mengukur
sejauh mana siswa dapat memahami materi.
Autisme (autis) adalah kelainan neurologis dan perkembangan yang dimulai pada masa kanak-kanak dan bertahan seumur hidup. Kelainan ini dapat mempengaruhi anak dalam interaksi sosial, berkomunikasi secara verbal dan non verbal, serta berperilaku.
Sekarang ini, kondisi ini lebih dikenal dengan gangguan spektrum autisme (GSA), yang juga memayungi gangguan perkembangan lain, seperti sindrom Heller, gangguan perkembangan pervasif (PPD-NOS), dan sindrom Asperger.
Anak yang mengalami autis akan kesulitan untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Hal ini membuat mereka sangat sulit untuk mengekspresikan diri baik dengan kata-kata, gerak tubuh, ekspresi wajah, dan sentuhan.
Selain itu, anak dengan kelainan ini juga cenderung melakukan hal yang diulang-ulang dan memiliki ketertarikan yang sempit dan obsesif. Mereka sangat sensitif sehingga lebih mudah terganggu, bahkan tersakiti oleh suara, sentuhan, bau, atau pemandangan yang tampak normal bagi orang lain.
Tanda2
Kelainan neurologis dan perkembangan ini menimbulkan gejala beragam. Setiap anak mungkin memiliki gejala yang berbeda-beda, dengan tingkat keparahan yang ringan hingga berat.
Gejala autisme pada bayi dan anak yang lebih muda
Tidak memberi respons ketika namanya dipanggil
Menghindari kontak mata dengan orang lain
Tidak tersenyum, meskipun Anda memberikan senyum pada mereka
Melakukan gerakan berulang, seperti mengepakkan tangan, menjentikkan jari, atau mengayunkan tubuh
Cenderung pendiam, tidak banyak berceloteh seperti bayi kebanyakan
Sering mengulang kata atau frasa yang sama Gejala autisme pada anak yang lebih besar
Sulit mengungkapkan perasaan dan mengekspresikan emosi
Sulit mengerti apa yang diucapkan, dipikirkan, dan dirasakan orang lain
Memiliki minat tinggi pada suatu kegiatan sehingga terkesan obsesif dan melakukan suatu perilaku secara berulang (stimming)
Menyukai rutinitas yang terstruktur dan sama. Jika rutinitas terganggu, ia akan sangat marah.
Sulit untuk menjalin pertemanan dan lebih suka menyendiri
Sering kali menjawab sesuatu yang tidak sesuai dengan pertanyaan. Alih-alih menjawab, mereka lebih sering mengulang apa yang dikatakan orang lain
Gejala autis pada anak laki-laki dan perempuan, terkadang sedikit berbeda. Anak perempuan cenderung lebih tenang dan pendiam, sementara anak laki-laki cenderung lebih hiperaktif. Gejala pada anak perempuan yang “samar-samar” ini menyebabkan diagnosis jadi lebih sulit.
Gejala autisme pada orang dewasa
Sulit memahami apa yang dipikirkan atau dirasakan orang lain
Sangat cemas dengan berbagai situasi sosial atau kegiatan di luar rutinitas
Sulit berteman atau lebih suka menyendiri
Sering kali berbicara blak-blakan dan kasar dan menghindari kontak mata dengan orang lain
Sulit menunjukkan perasaan pada orang lain
Saat berbicara dengan orang lain, posisi tubuhnya akan sangat dekat dengan Anda. Bisa juga sebaliknya, tidak suka orang lain berada terlalu dekat atau melakukan kontak fisik, seperti menyentuh atau memeluk
Sangat teliti pada suatu hal yang kecil, berpola, dan mudah terganggu oleh bau atau suara yang dianggap normal oleh orang lain.
Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk autisme?
Beberapa hal yang bisa meningkatkan faktor risiko seseorang mengalami autisme adalah:
Jenis kelamin. Autisme terjadi 4 kali lebih sering pada laki-laki dibanding wanita.
Riwayat keluarga. Keluarga yang memiliki anak autis mungkin akan memiliki anak autis lain.
Penyakit lain. Autis cenderung terjadi lebih sering pada anak dengan genetik atau kondisi kromosom tertentu, seperti sindrom fragile X atau sklerosis tuberous.
Bayi prematur. Autisme lebih sering terjadi pada bayi prematur dengan berat badan yang rendah. Biasanya bayi lebih berisiko jika lahir sebelum 26 minggu.
Paparan bahan kimia dan obat tertentu. Paparan logam berat, obat valproic acid (Depakene) atau thalidomide (Thalomid) pada janin dapat meningkatkan risiko terjadinya autis.
Komentar
Posting Komentar