Sikap kerja dan contohnya

Banyak unsur dalam Psikologi Industri dan Organisasi, dan pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang sikap kerja yang ada dimaksud dalam Psikologi Industri dan Organisasi atau yang akrab kita sebut dengan pio.
Sikap kerja pada tiap individu akan berbeda-beda, sikap kerja ini dapat dijadikan indikator apakah suatu pekerjaan lancar atau tidak, pada intinya jika suatu pekerjaan dapat dikerjakan dengan baik, maka pekerjaan pun akan berjalan dengan lancar, sebaliknya jika tidak, maka suatu pekerjaan pun akan menemui kesulitan, Tetapi adapun faktor lain yang bisa menimbulkan kesulitan pada pekerjaan, tidak pasti karena sikap kerjanya tidak dipatuhi.
Untuk lebih jelasnya adapun tokoh-tokoh yang menerangkannya sebagai berikut
  • Gibson (1997), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi.
  • Sada (2000), adalah tindakan yang akan diambil karyawan dan segala sesuatu yang harus dilakukan karyawan tersebut yang hasilnya sebanding dengan usaha yang dilakukan.
Adapun beberapa contoh sikap kerja
a. Kerja ikhlas
Sikap kerja prestatif yang pertama adalah kerja ikhlas, maksud dari kerja ikhlas adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh, semangat, dan tidak mengeluh sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal, kerja ikhlas juga dilandasi dengan hari yang tulus. Sebagai contoh dari kerja ikhlas adalah seorang pekerja sebagai operator produksi di salah satu perusahaan mobil, pekerja tersebut tetap bekerja dengan sungguh-sungguh dan giat, walaupun gajinya tidak begitu besar. Ia tetap bersyukur kepada Allah swt dan bekerja dengan sebaik-baiknya sebagai wujud pengabdiannya kepada perusahaan yang telah memperkerjakannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
b. Kerja mawas terhadap emosional
Sikap kerja prestatif yang kedua adalah pengertian mawas terhadap emosional, maksud dari kerja mawas terhadap emosional adalah bekerja dengan sebaik-baiknya tanpa terpengaruhi oleh perasaan/emosional yang sedang melanda jiwanya. Dengan kata lain seorang pengusaha atau pekerja harus dapat memisahkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaanya, jangan sampai urusan pribadinya mengganggu pekerjaannya yang dapat berakibat tidak baik bagi perusahaan atau usaha yang dijalaninya. Sebagai contoh adalah sebagai seorang yang memiliki usaha, misal saja berdagang dan ia sedang memiliki masalah dengan istrinya yang membuat ia marah, maka ketika ia sedang berdagang tidak membawa urusan dengan istrinya ke tempat ia bekerja. Jangan sampai ia melampiaskan kemarahannya kepada karyawan atau bahkan pembeli yang datang ke tokonya.
c. Kerja cerdas
Setelah memahami kerja ikhlas dan mawas terhadap emosional, sikap kerja prestatif yang ketiga adalah kerja cerdas. Maksud dari kerja cerdas ini adalah bekerja pandai untuk memperhitungkan risiko (tidak mengabaikan risiko, dan memikirkan besar-kecilnya risiko yang akan didapat), mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang ada, serta dapat mencari solusi ketika terjadi suatu masalah dalam pekerjaan atau usahanya.
d. Kerja keras
Sikap kerja prestatif yang ke-empat adalah kerja keras, maksud dari kerja keras adalah bekerja dengan bersungguh-sungguh, tidak mudah menyerah, tidak mengeluh, tidak membuang-buang waktu, dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya (efektif dan optimal). Sebagai contoh adalah seorang petani yang mempunyai sawah seluas 1 hektar, ia harus menggarap sawahnya setiap hari dari pagi sampai dengan sore. Ia harus bekerja keras dan tidak malas-malasan supaya didapat hasil yang maksimal.
e. Kerja tuntas
Setelah mengetahui tentang kerja ikhlas, kerja mawas terhadap emosional, kerja cerdas dan kerja keras. Maka sikap kerja prestatif yang selanjutnya adalah kerja tuntas. Maksud dari kerja tuntas ini adalah bekerja secara tuntas, tidak setengah-setengan, selain itu juga dalam bekerja mampu mengorganisasikan bagian usahanya secara terpadu dari awal sampai akhir untuk dapat memperoleh hasil yang baik.

Dalam hal ini saya ingin mengambil contoh tentang pembangunan jalan tol, saya disini tidak berbicara spesifik tol yang mana, melainkan secara garis besarnya, saya disini akan mengambil contoh sikap kerja tuntas, terkadang saat pembangunan jalan tol itu didasari pada kejar tayang, contohnya pada tol cipali yang terlalu diburu pembukaannya sehingga banyak aspek yang kurang lengkap pada tol tersebut, masih banyak lampu yang tidak menyala di beberapa kilometer tertentu, serta contoh-contoh kekurangan lainnya, tapi yang paling terasa adalah pembangunan tol cipularang, berkaca pada pembangunan jalan tol di luar negeri, untuk pembuatan tol pada kontur yang berbukit akan dilakukan perataan jalan, dengan membuat jembatan atau terowongan menembus bukit, tetapi berbeda design dengan itu semua, jalan tol cipularang malah membuat jalan mengitari bukit sehingga membuat jalan berkelok yang cukup tajam, ini berbahaya pada jalan tol karena umumnya kendaraan yang lewat jalan tol pada kecepatan yang tinggi, alhasil tidak sedikit kasus kecelakaan yang kita dengar terjadi di tol ini. Menurut saya pribadi, salah satu faktor yang menyebabkan hal ini ialah sifat ego dalam diri yang menginginkan cepatnya proyek ini sehingga, ketika proyek ini tuntas, orang-orang yang bersangkutan bisa untuk meresmikannya, dan merasakan pujian dari orang lain, hal ini menghiraukan sifat kerja tuntas dan kembali, korbannya adalah masyarakat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkambangbiakan Seksual dan Aseksual

Pandawa

Diagram Venn