Ke(tidak) Adilan

Keadilan yang ada di indonesia, apakah bisa dikatakan adil?

Karakter orang timur adalah kebersamaan dan gotong royong, oleh sebab itu kebanyakan orang Indonesia itu senang sekali dalam mencampuri urusan orang lain, orang Indonesia juga adalah komentator yang sangat handal, oleh sebab itu tak heran jika kita melihat ada orang bertengkar karena perbedaan perspektif, Tak aneh jika melihat orang Indonesia yang saling berbicara seakan sudah berteman sejak sd padahal baru bertemu 20 menit, keberagaman, keramahan, kepedulian, dan keterbukaan, itulah yang saya rasakan, dan saya sukai dari negara ini, itu juga yang membuat orang Indonesia tidak ketinggalan informasi, tidak perlu lewat media, dari mulut ke mulut pun sudah banyak informasi yang tersebar.

Sudah menjadi rahasia umum keadilan di Indonesia itu berpihak kepada orang-orang yang “berduit”, dan yang memiliki kekuasaan, banyak sekali kasus yang menunjukan ketidak adilan di indonesia, entah asal mula dari hukum indonesia yang seperti ini, jika berbicara tentang hukum di Indonesia bagi sebagian orang yang muncul adalah kemarahan, ketidak puasan, dan juga rasa acuh, ini bukan tanpa alasan, melainkan karena hukum negeri ini yang amat menyedihkan, bagi saya pribadi ini sama sekali tidak bisa dikatakan adil, mungkin kata adil sendiri sudah hilang dari negeri ini, saya sungguh prihatin dengan keadaan negeri yang seperti ini, Indonesia tidak kekurangan orang pintar, melainkan kekurangan orang jujur, banyak orang yang bisa dikatakan pintar dan memiliki potensi untuk memperbaiki negeri ini, tapi apa daya manusia seperti itu selalu kalah dengan “orang” yang lainnya, ada pepatah mengatakan, “yang waras ngalah”, untuk negeri seperti ini, pepatah itu sangat pas, karena bisa dilihat sendiri manusia yang memiliki potensi cenderung tidak ikut campur karena mayoritas didalam tata keadilan negeri ini itu bisa dikatakan orang-orang yang sesungguhnya bukan orang lagi di karenakan sudah tidak memiliki hati nurani, orang-orang itu lebih mirip dengan hewan, karena apa? Coba dipikirkan kembali, hewan hanya berpikir untuk saat ini, hewan hanya mengikuti instingnya, tanpa memperdulikan hewan lain, bahkan terkadang hewan pun lebih peduli dibanding manusia.


Adapun sebagai berikut contoh kasus yang menggambarkan ketidak adilan di negeri ini
Berita tentang nenek Asyani dari kabupaten Situbondo yang harus menjalani proses persidangan lantaran diduga mencuri tujuh batang kayu milik Perum Perhutani.
Menurut nenek Asyani kayu jati yang dipermasalahkan tersebut ditebang oleh almarhum suami Asyani sekitar lima tahun silam dari lahan mereka sendiri.

Tapi walaupun seperti itu pihak pengadilan tetap tidak mau mendengar atau mempertimbangkannya.

Cita-cita:http://denmasvy.blogspot.co.id/2016/11/impian-dan-cita-yang-besar-dari-orang.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkambangbiakan Seksual dan Aseksual

Pandawa

Diagram Venn